Headlines News :
Home » , » Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya

Written By Unknown on Wednesday, July 3, 2013 | 10:40 AM

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya

Maulana Sulthon Syarif Hidayatullah
Cerita ini di kutip dari buku Babad Tanah Cirebon karya PS Sulendraningrat yang menjelaskan tentang perjalananya Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW
Diceritakan di negara mesir sang raja Syarif Hidayatullah sedang sendirian dalam gedung perpustakaan membaca kitab usulkalam yang sangat terperinci/halus,jeng maulana sudah menerima/menangkap tersiratnya kitab yang di baca itu, sehingga timbul rasa sungguh - sungguh berkehendak berguru kepada Nabi Muhammad SAW , walaupun menurut kabar dan memang kenyataanya Nabi Muhammad telah tiada ,tetapi Allah SWT lebih punya kuasa.

Maulana sulthan Syarif Hidayatullah segera keluar dari gedung perpustakaan itu lalu menghadap ibunya ( Nyai Rarasantang ) Syarifah Mudaim,datang sudah di hadapanya
Segera berkata : " Duhai ibu mohon izin akan berguru kepada Maulana Nabi Muhammad SAW,hendak di cari dimana adanya. "
Sang ibunda merangkulnya dan berkata :" Mas sayang putraku,seyogyanya anda tau Maulana Rosulullah SAW sudah tiada,bahkan sudah turun yang ke 22 kepada anda,baik bergurulah kepada Awliya,para ulama mana yang anda pilih anda sukai, janganlah anda cari yang sudah tiada."
Sang putra memaksa karena tidak tahan,segera mohon pamit meneruskan perjalananya pada tanggal 5 bulan jumadil awal tahun 1466M, Sang ibu menangis gelisah.

SUNAN GUNUNG JATI SEBAGAI WALI QUTUB DI ZAMANYA II

Pada tanggal 5 bulan jumadil awal tahun 1466 M sang ibu menangis gelisah di tinggal sang putra ,
Antara malam mimpi bertemu dengan sang suami syarif abdullah ( almarhum ) sultan mesir berkata " Hai adik syarifah muda'im , ikhlaskanlah , yang percayalah kepada Allah SWT , mudah mudahan putra anda lantaran ini menjadi punjul , baik anda berdo'alah kepada Allah SWT ,oleh karena anda dahulu ingin mempunyai putra Waliyullah yang Punjul Sebuana "
Syarifah Muda'im ingat kepada mimpinya lalu bertobat kepada Allah SWT tekun memuji.

Diceritakan Maulana Syarif Hidayatullah yang sedang berjalan naik turun gunung , masuk hutan keluar hutan , lalu bertemu dengan Nagasaka yang besar sekali , Lidahnya mengeluarkan api menghadang perjalanan Maulana Syarif Hidayatullah sambil berkata " Hai orang muda , engkau siapa dan apa kehendak engkau sehingga berjumpa denganku di sini ? Maulana Syarif Berkata " Hai naga , aku sungguh putra mesir , berkeinginan hendak berguru kepada Rosulullah SAW dan engkau naga tidak sama dengan sesamamu yang lain engkau bisa berbahasa manusia ? " Sang naga menjawab " Saya ini namanya Yamlika , Asal dari neraka pada zaman Nabiyullah Sulaiman AS dan engkau jangan teruskan perjalanan ke mekkah dan madinah karena Rosulullah SAW sudah sirna sempurna , kalau engkau sungguh sungguh berjalanlah ke arah barat menuju pulau mejeti dan ini pusaka cupu manik , engkau terimalah jika terawangkan mengetahui yang ghaib dan berkhasiat sebagai obat  obatan walaupun sudah mati bisa di hidupkan kembali. " Cupu di terima sudah , Maulana Syarif mematuhi perkataan naga , segera pamit meneruskan perjalananya ke arah barat lebih mantap kehendaknya serah diri kepada Allah SWT .
Diceritakan pendeta Ampini sedang berada di pinggir pulau majeti hendak ziarah , namun sedang bingung dalam perjalananya , tak lama kemudian datanglah Maulana Syarif , Sang pendeta gembira segera berkata " Hai orang muda , siapa anda bertemu denganku di sini dan apa keinginanya ? Berkata Maulana Syarif " Saya putra mesir , Syarif Hidayatullah namanya , berkeinginan hendak berguru kepada Rosulullah SAW " . Berkata pendeta " apa anda belum mengetahui bahwa Nabi Muhammad Rosulullah SAW itu sudah sirna sempurna ( Wafat ) berabad abad yang lalu , baiknya kita ziarah ke kuburnya Nabi Sulaiman di pulau majeti."

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya III

Maulana Syarif mengikuti kehendak pendeta ziarah bersama menuju maqam Nabi Sulaiman AS. Tidak antara lama kemudian ada datangnya Nata Ula Naga yang besar sekali menghadang perjalanan , Ki pendeta gemetar sambil berkata " Hidayatullah ? Bagaimana Daya Upaya Anda ! " Syarif Hidayatullah berkata " Hai Naga harap minggir, aku sungguh putra mesir dan hendak ziarah ke maqam Nabi Sulaiman AS " Sang Naga berkata " Hai anak muda, anda saya izinkan,namun saya minta di sediakan air susu sekenyangnya saya,nanti setelah saya kenyang niscaya saya mabuk dan dari telinga saya akan keluar sesuatu seperti lawe/kenthe ( pusaka ),ambilah untuk tumbal/penilak ( senjata ) dan rahayu dari bencana "Maulana Syarif dan sang pendeta lalu bersusah payah mencari susu sekaleng besar lalu di minumkan sudah oleh naga.
Sang naga lalu mabuk lalu terbujur di tanah ternyata keluarlah pusaka dari telinganya, segera di ambil oleh maulana Syarif lalu meneruskan perjalananya.
Jin ,ular ,setan tidak berani mengganggu perjalanan hingga selamat dari bahaya,sampailah Syarif Hidayatullah dan sang pendeta di maqam Nabi Sulaiman AS ,Maulana Syarif  lebih khidmat ,hormat dan khusu dalam ziarahnya sementara sang pendeta yang di kehendaki dalam ziarahnya adalah cincin maklukat Nabi Sulaiman AS, Nabi Sulaiman lalau memberi isyarat jari telunjuknya bergerak dan gelap menyambar sang pendeta hancur sirna sudah, Maulana Syarif terlempar ke angkasa hingga jatuh di puncak sebuah gunung , segera Maulana Syarif bertobat kepada Allah SWT karena menemani orang yang berlaku durjana, oleh karena murkanya Nabi Sulaiman AS Maulana Syarif merasa mati setelah bertobata Maulana syarif meneruskan kembali perjalananya dan berjumpa dengan seorag pertapa yang di sisinya terdapat sebuah kendi
Maulan Syarif berkata " Hai sang pertapa  itu kendi milik siapa ? saya ingin minum ?" sang pertapa membalas " Entah, tatkala saya mulai bertapa ,kendi itu sudah ada " lalu Maulana Syarif bertanya kepada kendi " Hai kendi engkau siapa yang empunya milik ,karena saya ingin minum ?
Kendi menjawab " saya kendi yang berasal dari surga ada semenjak zaman nabi nuh,tuan lah pemilik saya "Diminumlah air kendi namun tidak sampai habis di letakan , kendi lalu bekata " Tuan pasti menjadi raja seketururnanya,akan tetapi tidak sampai terus ,diselang/di rebut ( terjajah ) " kendi lalu diminum kembali hingga airnya habis,Kendi berkata " Selanjutnya negara tuan abadi tidak terjajah ,tetap, merdeka lagi mulia negaranya" kendi berkata lagi " saya kelak mengabdi kalau tuan sudah menjadi raja " Syarif Hidayatullah menjawab " iya semoga terlaksana
Lalu kendi segera terbang ke angkasa dan kembali ke asalanya ,Maulana Syarif merasa tenang,seluruh alam ghaib terlihat dan tubuhnya merasa sehat lagi berbau harum,sang pertapa terheran heran melihat kendi yang bisa berkata kata layaknya manusia dan bisa terbang ke angkasa , sang pertapa ingat kepada sebuah petunjuk,segera cincin Merbun yang berwatak terangnya bangsa gaib dan tujuh lapis bumi terlihat terang nyata dan bisa memuat seluruh isi alam di berikanya kepada Syarif hidayatullah, maulana syarif mengucap terima kasih lalu meneruskan perjalanya.

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya IV


Diceritakan ada seorang perempuan yang punjul sebuana ingin mengabdi, akan tetapi jeng maulana tidak mau menerimanya, karena mengetahui dari godaan ratu dunia. Segera meneruskan perjalanannya, tidak lama kemudian di hadang oleh seorang lelaki igin mengabdi pula dan mendengar suara di angkasa yang indah merdu sekali. Jeng maulana tidak mau menerimanya, oleh karena mengetahui bahwa mereka itu adalah ratunya setan sewa dian ya ingin menggodanya.
Jeng maulana meneruskan perjalanannya lalu di timpa oleh gelap gulita merasa menderita sekali karenanya. Tidak lama kemudian ada datangnya nabiyyullah ilyas: jeng maulana segera menghanturi bukti hormat berkata nabiyyullah ilyas, terimalah baju ini sebagai pangruating penangkal badan/tubuh,
berwatak kalau di pakai seperti malaikat, bisa memasuki barang keras/padat tanpa berlubang, api tidak mendatangkan panas, di dalam air tidak basah, kalau bepergian hanya sekecap mata.
Baju sudah di terima dan di pakai sambil mengucap terimakasih jeng nabi ilyas berkata, aku tuduhkan anda, sekarang naiklah di sebuah puncak bukit berjumpa dengan seorang lelaki yang mengendarai kuda, anda seyogya mohon pertolongan. Jeng maulana mematuhi lalu mohon pamit meneruskan perjalanannya datang di sebuah puncak gunung. Tidak lama kemudian datanglah nabiyullah chidir mengendarai kuda sebrani. Jeng maulana segera sungkem menghanturi bakti hormat. Jeng nabi chidir lalu memberinya sebuah buah-buahan yang hijau dari sorga. Jeng maulana mengucap terimakasih, lalu di makannya hingga habis lebih nikmat sekali dan keluar cahaya nurbuat teja kuwung-kuwung ( seperti cahaya pelangi), dan mengetahui seluruh bahasa sebanyak barang  milik,jin,setan,malaikat,manusia, khewan dan bangsa angin pun mengerti bahasanya semua, dari khasitnya buah-buahan tadi dan berkahnya menurun hingga 3 turunan. Jeng maulana mohon petunjuk semoga lekas berhasil apa yang di kehendaki jeng nabi chidir suka menolongnya, di suruh bonceng bersama mengendarai kuda. Segera terbang ke angkasa menerep seperti kilat dan pada akhirnya telah datang di ajrak. Jeng maulana di suruh turun. Sang maulana lalu turun dating di karaton ajrak bertemu di hadapan sang prabu jin islam Abdullah safari. Prabu gembira sekali jin maulana di rangkul lalu duduk sejajar berkata sang prabu. ‘’ya bahagia datangnya cucuku, bahagia sekali anda bertemu di sini, apa yang di kehendaki datang di hadapan eyang/kakek?’’ berkata jeng maulana,’’ cucunda hatur bertahu,sesungguhnya saya sedang mencari jeng rasulullah, bermaksud sungguh-sungguh berguru kepadanya, semoga eyang berkenan memberi petunjuk. Sang prabu berkata sambil senyum, kurang seantara waktu lagi akan bisa bertemu dan ini buah-buahan pemberian malaikat, sedunia tanpa tanding. Buah-buahan sudah di terima lalu di makan hingga habis rasanya 1000 nikmat,1000 khaisat, berkahnya menurun hingga 9 turunan. Jeng maulana hingga pingsan karna nikmatnya. Sang prabu lalu mengambil kiyan patih osad asid,’’ ini cucuku bawalah ke damsik ( ibukota Negara jin islam ajrak) , masuklah di dalam masjid wiraulung.’’ Segera sang maulana di bawa di dalam masjid wiraulung. Tidak antara lama jeng maulana terjaga merasa lain zaman, melihat para arwakh orang-orang yang mati sambil orang-orang yang ahlul ma’rifat. Jeng maulana bercakap-cakap dengan semua arwah dan pada mendo’akan semoga lekas terlaksana maksudnya.
Jeng maulana segera semedi mengheningkan cipta menyerahkan diri kepada kehendak illahi. Tidak lama kemudian anda mendengar, hai bahagia sekali engkau orang muda ridho oleh Allah naik ke langit hingga tingkat 6 bertemu/ terlaksana kemauan engkau dengan nabi Muhammad SAW, kalau waktu 28 rajab, tahun 1466 M. waktu mi’rajnya jeng maulana hidayatullah. Setelah jeng maulana mendengar suara yang mengawang lalu menengadah ke langit melihat sudah terbuka, para malaikat pada melambai-lambai jeng maulana segera terbang.

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya V ( Tamat )

Setelah maulana syarif mendengar suara yang mengawang lalu mengadah ke langit dan melihat langit sudah terbuka , para malaikat melambaikan tanganya , Maulana syarif segera terbang , tibalah sudah di langit pertama , Maulana syarif uluk salam di balas oleh semua malaikat dan semua para malaikat bertindak menggembirakan maulana syarif
Maulana syarif lalu naik ke langit ke tiga , terus hingga sampai pada langit ke enam , para malaikat dn para anbiya yang di jumpai semua di uluki salam , mereka bergembira sekali memuji Allah SWT Maulana syarif segera datang di langit ke enam
Maulana syarif terharu nikmat tiada lain yang terlihat hanya cahaya yang lebih agung laksana meliputi tujuh dunia , Maulana syarif lalu sujud , seribu nikmat , seribu rokhmat laksana lenyapnya papan dengan tulis.
Maka lalu ada suara yang terdengar " Janganlah anda sujud kepada sesama yang baharu ( Makhluk ) sujudlah kepada yang Kodom ( Pencipta ) " Maulana Mendengar suara itu lalu mengangkat kepalanya ke atas melihat kepada Khak yang sesungguhnya .
Nabi Muhammad SAW memberi wejangan sejatinya Syahadat yang bangsa Latifussirri . setelah usai olehnya di wejang , Nabi muhammad berkata " AKU BERI ANDA GELAR INSAL KAMIL , MENJABAT SEBAGAI WALI QUTUB , SEBAGAI WAKIL MUTLAK KU , TIDAK ADANYA NABI YA ADANYA AKU WALI QUTUB , TIDAK ADA AKU YA ADANYA ANDA , BAHKAN TIDAK ADA WUJUD DUA , DAN ANDA GELARKANLAH AGAMA ISLAM , RUKUNYA LIMA PERKARA , SYAHADAT,SHOLAT,PUASA,ZAKAT FITRAH,NAIK HAJI BAGI ORANG YANG KUASA DI JALANYA , DAN PATUHILAH APA YANG TERSEBUT DALAM QUR'AN DAN ANDA JANGAN LAH MENG UNGGUL UNGGULI MENG HEBAT HEBATI YANG TANPA AMAL KEBAJIKAN DAN ANDA BERGURULAH APA ADAT BIASA DI DUNIA ,YANG BENAR LAKUNYA NASTITI HATI HATI YANG SEJATINYA ".
Maulana syarif mengucap terima kasih atas apasih pemberian Rosul insan kamil lalu mohon pamit, segera turun ke langit ke lima trus hingga ke langit pertama . Insan kamil sudah pamit uluk salam , di balas oleh semua para Anbiya dan semua para malaikat , Alhamdulillahirobbilalamin dan tasbih .
Insan kamil turun dengan mengendarai awan putih bergembira sekali , di hormat hormat .
Tidak antara hari insan kamil mohon pamit meneruskan perjalananya mengendarai mahligai emas di iringi oleh jin islam Syekh Domas delapan puluh orang . Dan patih osad asid turun serta . tidak lama kemudian datanglah sudah Insan Kamil di keraton mesir , Kala waktu nifsu sya'ban pada tahun 1466 M , lalu datang di hadapan ibundanya . segera di rangkul rangkul oleh sang ibu sambil menagis karna rindu sekali .
Geger orang senegara bersuka ria setelah datangnya Maulana Insan Kamil . Kyiai patih Ki penghulu dan bupati sentara Mantri pada menghadap mengahturkan selamat datang .Maulana insan kamli sedah menceritakan dari awal sampai akhir pengalaman perjalananya yang berhasil itu .
TAMAT

sumber:

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya V ( Tamat )

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya IV
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya III
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya II
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya I

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translate

Kalender

 
Support : Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Jama'ah Majellis Ta'lim Asy Syahadatain - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template