Islamedia - “Ke rumah famili pasti ditanyain : ‘Mana momongannya?’, ‘Udah hamil belum?’” Dijawabnya begini oleh abi:
“Proposal sudah diajukan sama Allah, tapi belum di-ACC. Mohon doanya.”
Tp dalam hati, meringiiisss waaaa… T–T”
Itu adalah bunyi status facebook yang di-update oleh Kak Eka, kakak sepupu saya yang sudah 1,7 tahun menikah, tapi belum Allah karuniai momongan.
Di Blackberry Messenger, kami juga pernah beberapa kali membahas topik ini, karena saya sendiri, sudah hampir 2 tahun menikah, juga belum Allah titipi buah hati. Saling tanya “Gimana? Udah isi kah?” Dan saya jawab “Ikhtiar sudah, proposal sudah diajukan kepada Allah, tinggal menanti diacc kak. itu sudah biasa, dan cukup sering. Sampai-sampai saya janjikan pada mereka yang begitu peduli dengan amanah yang belum Allah titipi untuk saya dan suami, bahwa jika nanti diberi, mereka akan saya jadikan orang pertama yang tau kabar tersebut.”
Lantas, dengan kebersamaan rumah tangga selama 2 tahun dan belum lagi diberi anak, apakah kami tak sedih, resah, dan gelisah? Tak manusiawi jika kami tidak bersedih. Pasangan suami istri mana yang tak mau punya keturunan? Apalagi, berseliweran kabar dari teman-teman yang baru saja menikah, sudah hamil, akan melahirkan, malah hamil anak kesekian. Tapi kesedihan kami jelas takkan mengubah keputusan yang sudah Allah tulis di Lauhul Mahfudz kan?
Untuk itulah, kami tak lama-lama bersedih untuk perkara ini. Kami tau betul, bahwa anak hanyalah satu dari sekian banyak amanah Allah, juga satu dari sekian banyak rezeki dari Allah. Kami sangat paham, Allah tidak pernah terlambat membuat keputusan. Tak juga pernah terlalu cepat. Allah selalu tepat waktu memutuskan sesuatu. Tinggal kitalah yang ridho dengan apapun keputusan Allah.
Apa berarti kita pasrah? Ya, kita harus pasrah, bertawakkal kepada Allah setelah ikhtiar maksimal yang kita lakoni. Bukankah begitu prosedurnya? DUIT: Doa, Usaha, Ikhlas dan Tawakkal kepada Allah. Ikhtiar jalan terus, tawakkal juga jangan putus. Jangan berlama-lama pelihara sedihnya, bisa-bisa lelah jiwa kita.
Sesungguhnya, belum dititipi buah hati adalah sarana bagi kami untuk senantiasa husnudzon pada Allah. Bahwa Allah sungguh Maha Adil dan tak pernah salah membuat perhitungan. Jika ada yang kurang dalam sebuah keluarga, pasti telah Allah siapkan pelengkapnya. Kalo sudah lengkap, Allah tak akan tambah, apalagi kurangi. Masih merasa kurang? Mungkin kitanya yang belum pandai bersyukur.
So, ingat-ingatlah Hadits Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik, dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur, maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya, jika dia ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan, dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya” (HR. Muslim no. 2999 dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)
Oke sip ya.
Jadi, untuk teman-teman yang masih gundah gulana belum juga dikaruniai anak oleh Allah, berhentilah bersedih tanpa berhenti berusaha. Gembiralah, karena kondisi rumah tangga kita saat ini dianggap belum kurang suatu apapun, sehingga belum Allah lengkapi dengan kehadiran seorang bayi.
Dinie HZ
“Proposal sudah diajukan sama Allah, tapi belum di-ACC. Mohon doanya.”
Tp dalam hati, meringiiisss waaaa… T–T”
Itu adalah bunyi status facebook yang di-update oleh Kak Eka, kakak sepupu saya yang sudah 1,7 tahun menikah, tapi belum Allah karuniai momongan.
Di Blackberry Messenger, kami juga pernah beberapa kali membahas topik ini, karena saya sendiri, sudah hampir 2 tahun menikah, juga belum Allah titipi buah hati. Saling tanya “Gimana? Udah isi kah?” Dan saya jawab “Ikhtiar sudah, proposal sudah diajukan kepada Allah, tinggal menanti diacc kak. itu sudah biasa, dan cukup sering. Sampai-sampai saya janjikan pada mereka yang begitu peduli dengan amanah yang belum Allah titipi untuk saya dan suami, bahwa jika nanti diberi, mereka akan saya jadikan orang pertama yang tau kabar tersebut.”
Lantas, dengan kebersamaan rumah tangga selama 2 tahun dan belum lagi diberi anak, apakah kami tak sedih, resah, dan gelisah? Tak manusiawi jika kami tidak bersedih. Pasangan suami istri mana yang tak mau punya keturunan? Apalagi, berseliweran kabar dari teman-teman yang baru saja menikah, sudah hamil, akan melahirkan, malah hamil anak kesekian. Tapi kesedihan kami jelas takkan mengubah keputusan yang sudah Allah tulis di Lauhul Mahfudz kan?
Untuk itulah, kami tak lama-lama bersedih untuk perkara ini. Kami tau betul, bahwa anak hanyalah satu dari sekian banyak amanah Allah, juga satu dari sekian banyak rezeki dari Allah. Kami sangat paham, Allah tidak pernah terlambat membuat keputusan. Tak juga pernah terlalu cepat. Allah selalu tepat waktu memutuskan sesuatu. Tinggal kitalah yang ridho dengan apapun keputusan Allah.
Apa berarti kita pasrah? Ya, kita harus pasrah, bertawakkal kepada Allah setelah ikhtiar maksimal yang kita lakoni. Bukankah begitu prosedurnya? DUIT: Doa, Usaha, Ikhlas dan Tawakkal kepada Allah. Ikhtiar jalan terus, tawakkal juga jangan putus. Jangan berlama-lama pelihara sedihnya, bisa-bisa lelah jiwa kita.
Sesungguhnya, belum dititipi buah hati adalah sarana bagi kami untuk senantiasa husnudzon pada Allah. Bahwa Allah sungguh Maha Adil dan tak pernah salah membuat perhitungan. Jika ada yang kurang dalam sebuah keluarga, pasti telah Allah siapkan pelengkapnya. Kalo sudah lengkap, Allah tak akan tambah, apalagi kurangi. Masih merasa kurang? Mungkin kitanya yang belum pandai bersyukur.
So, ingat-ingatlah Hadits Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik, dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur, maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya, jika dia ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan, dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya” (HR. Muslim no. 2999 dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)
Oke sip ya.
Jadi, untuk teman-teman yang masih gundah gulana belum juga dikaruniai anak oleh Allah, berhentilah bersedih tanpa berhenti berusaha. Gembiralah, karena kondisi rumah tangga kita saat ini dianggap belum kurang suatu apapun, sehingga belum Allah lengkapi dengan kehadiran seorang bayi.
Dinie HZ
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !